Tanda panah diatas menunjukkan lokasi bintang K2-25 yang merupakan bagian dari kluster terbuka Hydes, terletak di tanduk konstelasi Taurus. |
AstroNesia ~ Astronom dari University of Texas di Austin, Andrew Mann dan rekannya telah menemukan sebuah planet yang terletak di gugus bintang paling dekat dengan Bumi, Hydes. Hal ini bisa membantu astronom lebih memahami bagaimana planet terbentuk dan berevolusi. Planet ini bernama K2-25b, yang ditemukan menggunakan teleskop Kepler dan observatorium McDonald serta diterbitkan dalam edisi terbaru Astrophysical Journal.
Planet ini mengorbit bintang katai merah, sebuah bintang yang lebih kecil dan redup dari Matahari. Bintang Katai Merah adalah bintang yang paling melimpah di galaksi kita. Bintang ini terletak di gugus bintang Hyades, gugus bintang terbuka paling dekat dengan Bumi. Gugus bintang ini diis oleh bintang muda, sehingga planetnya juga harus muda.
"Gugus bintang terbuka adalah alat yang kuat karena semua bintang terbentuk dengan usia dan komposisi yang sama," kata Mann. Setelah banyak planet yang ditemukan mengorbit bintang-bintang di klaster muda, "kita dapat membandingkan planet-planet ini dengan planet-planet yang mengorbit bintang yang lebih tua di tempat lain untuk melihat apakah mereka berbeda dalam beberapa hal mendasar-untuk melihat bagaimana planet berubah dari waktu ke waktu."
Misalnya, jika planet yang mengorbit bintang-bintang muda berada jauh dari bintang induknya dibanding rekan-rekan mereka yang lebih tua, itu menunjukkan bahwa planet bermigrasi selama masa hidup mereka. Mereka dapat terbentuk lebih jauh dan bermigrasi ke dalam. Banyak sistem exoplanetar memiliki planet-planet masif yang mengorbit terlalu dekat dengan bintang induknya, tidak seperti tata surya kita. Jenis penelitian ini dapat menguji teori migrasi planet.
Setelah menemukan lebih banyak contoh dari planet yang mengorbit bintang-bintang muda, "kita dapat menempatkan nomor ini," kata Mann. "Ini bahkan bisa memberikan kita sekilas seperti apa penampakan tata surya kita di masa lalu.
Planet ini berukuran empat kali lebih besar dari ukuran Bumi, atau seukuran Neptunus. Dibandingkan dengan hampir semua planet lain yang ditemukan mengorbit bintang katai merah, itu sangat besar. "Hampir semua planet yang ditemukan mengorbit bintang katai merah memiliki ukuran kurang dari dua kali ukuran Bumi," kata Mann.
Besarnya ukuran planet bagi bintang induknya menunjukkan bahwa planet tersebut mungkin memiliki atmosfer hidrogen dan helium yang membengkak. Radiasi dari bintang perlahan menanggalkan atmosfer ini dari waktu ke waktu, katanya.
"Ini bisa memiliki implikasi besar bagi pemahaman kita tentang bagaimana planet berevolusi, termasuk planet mirip Bumi."
No comments:
Post a Comment