Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam sistem tata surya kita. Menurut
Alfred L Wegener dalam bukunya yang berjudul
The Origin of Continent and Ocean tentang teori apung benua. Menurut Alfred L Wegener benua terdiri atas batuan sial (silisium almunium). Pada awalnya benua bersal dari satu benua yaitu benua
Pangea. Setelah kurang lebih dari 200 juta tahun yang lalu benua itu pecah menjadi dua yaitu benua
Gondwana dan benua
Laurasia, kemudian selanjutnya menjadi bentuk benua yang sekarang ini. Menurut para ahli teori inilah yang mendasari pembentukan lempeng-lempeng bumi yang masih terus bergerak dan memicu terjadinya gempa-gempa yang terjadi di muka bumi ini. termasuk gempgempa yang terjadi di indonesia.
Selain itu ada beberapa teori yang mengungkap sejarah terbentuknya bumi, antara lain sebagai berikut.
1. Teori Kontraksi (Contraction Teori) Teori ini pertama kali di kemukakan oleh
Descrates (1596-1650). Ia menyatakan bahwa bumi semakin lamasemakin sudut dan mengerut yang disebabkan oleh terjadinya proses pendinginan, sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan daratan.
2. Teori dua Benua ( Laurasia-Gondwana Theory ) Teori ini menyatakan pada awalnya bumi terdiri atas dua benua-benua yang sangat besar, yaitu
Laurasia di sekitar kutub utara dan
Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua ini kemudian bergerak perlahan ke arah ekuator bumi, sehingga akhirnya terpecah-pecah menjadi benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh
Edward Zuess. 3. Teori Apung Benua ( Continental Drift ) Menurut para ahli, teori inilah yang mendasari pembentukan lempeng-lempeng bumi, yang masih terus bergerak dan memicu gempa di berbagai wilayah. Termasuk gempa-gempa yang erjadi di indonesia.
4. Teori Konvensi ( Convectiont Theory ) Menurut teori konveksi yang di kemukakan oleh
Arthurs Holmes dan
Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh
Robert Diesz menyatakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya, sehingga ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava yang sampai ke permukaan bumi di
mic oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
5. Teori Tektonik Lempeng Teori ini menyatakan bahwa bagian luar dari bumi yaitu pada lapisan Lithosfer terdapat sekitar 20 segmen padat yang disebut dengan lempeng. Salah satu prinsip bahwa lempeng-lempeng yang ada di Lithosfer mengalami pergerakan.
Adapun pergerakan lempeng tersbut dibedakan menjadi tiga macam: 1. Divergen Merupakan pergerakan yang saling menjauh
Lempeng-lempeng bergerak saling menjauh yang menyebabkan naiknya material dari mantel bumi dan membentuk lantai samudra yang luas. Contohnya gerakan saling menjauh antara Afrika dengan Amerika bagian Selatan. Zona berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut
Zona Divergen.
2. Konvergen Merupakan pergerakan yang saling mendekat.
Lempeng-lempeng bergerak saling mendekati yang menyebabkan salah satu dari lempeng tersebut masuk ke dalam mantel bumi dan berada di bawah lempeng lainnya. Zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik dengan benua disebut
Zona Konvergen,
contohnya tumbukan antara lempeng India dengan benua Eurasia yang menghasilkan pegunungan Lipatan muda Himalaya yang merupakan gunung tertinggi di dunia dengan puncaknya tertingginya yaitu Mount Everst.Sedangkan zona berupa jalur tumbukan antar lempeng benua disebut
zona Absduksi atau zona tunjam,
contohnya tumbukan antara benua Amerika dengan lempeng dasar Samudra Pasifik yang menghasilkan pegunungan Rocky dan pegunungan Andes.
3. Patahan Transform Lempeng-lempeng bergerak saling bergesekan tanpa penghancuran pada Lithosfer.
Contohnya gesekan antara Samudra Pasifik dengan lempeng daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika Selatan. Zona berupa jalur tempat pergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut
Zona Sesar Mendatar (zona transform).
6. Bagan Lapisan Bumi Lithosfer berasal dari kata
lithos artinya batuan dan
sphere yang berarti lapisan. Jadi
Lithosfer adalah lapisan kulit bumi. Kulit bumi terdiri atas beberapa lapisan sebagai berikut.
1. Lapaisan Inti Bumi (Barisfer) merupakan bahan padat yang terdiri dari lapisan nife (nicellum: nikel dan ferrum: besi), jari-jari kurang lebih 3.470 km.
2. Lapisan Pengantara (Astenosfer/mantel bumi) merupakan bahan cair yang bersuhu tinggi dan berpijar, kurang lebih tebalnya sekitar 1.700 km.
3. Lapisan Luar (Lithosfer) yang terletak dibagian luar dari bumi yang terdiri atas dua lapisan, yaitu
lapisan sial (silinsium allumunium) dan
lapisan sima (silinsium magnesium).
Lapisan sial merupakan lapisan yang bersifat padat dan kaku dengan ketebalan rata-rata 1.200 km dan lapisan ini juga di namakan kerak bumi.
Kerak bumi dibedakan menjadi dua macam yaitu: a. Kerak Benua: merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit dibagian atasnya, sedangkan batuan basalt dibagian bawahnya, kerak ini di atasnya benua.
b. Kerak Samudra: merupakan benda padat yang terdiri atas endapan di laut dibagian atasnya, kemudian di bawahnya tersusun batuan vulkanik dan paling bawah dari batuan beku. Kerak ini di atasnya berupa samudra, kerak samudra lebih tipis dan lebih berat dari kerak benua.
Lapisan sima (sillium magnesium) merupakan lapisan yang terdiri atas bahan yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 1.000 km.
Batuan Lithosfer dapat di bagi menjadi 3 macam. 1. Batuan beku yaitu batuan yang berasal dari magma yang mengalami pendinginan , terdiri atas:
a. Batuan beku dalam (plutonik) yaitu batuan beku yang terjadi di dalam kulit bumi. Contohnya granit, diorit, batholit, laolit, gabro, dan seynit.
b. Batuan beku luar (leleran/efusif) yaitu batuan beku yang terjadi di luar kulit bumi. Contohnya andesit, obsidian, dan batu apung.
c. Batuan beku korok (gang) yaitu batuan yang terjadi di korok atau gang gunung api. Contohnya granit posfir dan diorite posfir.
2. Batuan Sedimen (endapan): batuan ini terjadi jika batuan beku mengalami pelapukan kemudian bagian-bagian yang lepas diangkut oleh tenaga air dan angin.
Macam-macam batuan Sedimen a. Berdasarkan Tenaga Pembawanya - Sedimen Glasial: tenaga pembawanya adalah es atau salju yang mencair. Contohnya Morena.
- Sedimen Aeris: tenaga pembawanya adalah angin. Contohnya tanah los, tanah tuf dan tanah pasir.
- Sedimen Aquatis: tenaga pembawanya adalah air. Contohnya breksi, konglomerat dan tanah pasir.
b. Berdasarkan tempat pengendapannya - Sedimen Limnis: diendapkan di dasar danau atau rawa.
- Sedimen Teristis: diendapkan di daratan.
- Sedimen Marine: diendapkan di dasar laut.
- Sedimen Fluvial: diendapkan di sungai.
c. Berdasarkan proses pengendapannya - Sedimen Klastis (mekanik): proses pengendapannya hanyut secara mekanik.
- Sedimen Kimiawi: proses pengendapannya dipengaruhi proses kimia.
3. Batuan Metamorfosis: batuan yang terjadi karena batuan beku atau batuan sedimen yang berubah sifat dan bentuk karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat besar.
Ada tiga macam batuan metamorfosis: a. Meamorfosis Kontak (termik): terjadi karena pengaruh suhu tinggi yang berasal dari magma. Contohnya marmer dari batuan kapur, antrasit dari batu bara.
b. Metamorfosis Pneumatolis: terjadi karena pengaruh tinggi dan endapan yang tebal di atasnya. contohnya batu pasir dari pasir.
c. Metamorfosis Dinamo (sintektonik): terjadi karena pengaruh suhu dan taekana tinggi contohnya batu asbak.
SIKLUS BATUAN 7. Pergerakan Bumi Bumi bergerak mengitari matahari dalam waktu 365 hari, 6 jam, 9 menit , 10 detik, serta menempuh jarak sejauh 958 juta km. Waktu yang diperlukan oleh bumi untuk sekali mengitari matahari ini disebut satu tahun bumi. Dalam mengorbit matahari, bumi bergerak dengan kelajuan rata-rata 107,2 km/jam. Di samping mengitari matahari, bumi juga berputar pada porosnya. Waktu yang diperlukan untuk berputar satu kali pada porosnya sama dengan
23 jam, 56 menit, dan
4 detik, yang disebut sebagai
satu hari bumi.
8. Rotasi Bumi Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya (sumbunya). Untuk menyelesaikan satu putaran penuh, bumi memerlukan waktu 24 jam. Jadi setiap jam sebuah titik di bumi bergeser sejauh 15°. Arah rotasi dari barat ke timur atau berotasi dengan arah negatif. Akibat rotasi itulah, benda-benda langit melakukan peredaran semu harian dari timur ke barat.
Akibat Rotasi Bumi a. Peredaran semu harian dari benda-benda langit.
b. Peristiwa siang dan malam serta perbedaan waktu.
c. Pembelokan arah angin pasat
d. Perbedaan percepatan grafitasi di permukaan bumi.
9. Revolusi Bumi Bumi beredar mengitari matahari pada suatu bidang orbit yang disebut ekliptika. Orbitnya hampir seperti lingkaran (360°) dengan periode 365 hari, 6 jam, 9 menit, 10 detik. Hal tersebut dinamakan satu tahun siderik, yaitu periode yang dihitung saat bumi bergerak mulai dari titik yang lurus dengan sebuah bintang dan berakhir tetap pada titik itu lagi. Orbit planet-planet lain tidak sebidang dengan ekliptika. Sudut yang dibentuk oleh ekliptika dengan bidang orbit planet lain itu dinamakan sudut inklinasi.
Arah Revolusi bumi adalah negatif atau arah timur, artinya arah peredarannya berlawana dengan arah perputaran jarum jam. Sumbu bumi miring 66,5° terhadap bidang ekliptika.
Akibat Revolusi bumi sebagai berikut a. Gerak semu matahari tahunan.
b. Perubahan lamanya waktu siang dan malam.
c. Pergantian musim
d. Perubahan paralaks suatu bintang.
e. Gerak semu bintang tetap di bola langit.