Thursday, June 28, 2012

Menandai Batas-Batas Galaksi


Coba lihat foto di halaman ini. Ratusan milyar cahaya bintang bergabung mengisi foto terbaru dari luar angkasa tersebut dengan cahaya yang kalau dlihat tampak lembut. Akibatnya, sulit untuk bisa melihat bentuk galaksi itu sendiri karena cahayanya perlahan memudar ketika kamu bergerak menjauh dari pusatnya. Tidak ada garis batas yang jelas yang bisa menandai tepi galaksi.
Galaksi Elips yang dipotret astronom selama 50 jam. Kredit: ESO
Untuk bisa melihat bentuk galaksi, perhatikan foto di atas. Sekarang, coba kamu bayangkan sedang menggambar garis di sekeliling pendaran cahaya. Kalau sudah, maka kamu akan melihat kalau “gambaranmu” itu akan berbentuk elips seperti halnya bola rugby.  Para astronom menyebut galaksi seperti ini Galaksi Elips. Ada juga galaksi yang tampak seperti pusaran air di luar angkasa yang disebut Galaksi Spiral oleh para astronom. Dan tentunya masih banyak galaksi yang bentuknya tidak beraturan. Kalau galaksi Bima Sakti yang jadi rumahnya Tata Surya, merupakan galaksi spiral.
Galaksi yang berbentuk elips justru merupakan galaksi yang terbesar di alam semesta. Bintang-bintangnya mengorbit pusat galaksi di semua arah. Akibatnya galaksi ellips tampak berbeda dari galaksi spiral, yang bintang-bintangnya mengorbit pusat galaksi seperti pada satu bidang permukaan yang sama. Kalau galaksi elips mirip bola rugby, spiral galaksi justru tampak datar dan kurus seperti sebuah piring.
Dan tidak seperti galaksi spiral, galaksi elips biasanya bebas dari debu. tapi sebenarnya masih ada debu di dalam galaksi elips. Debu tersebut bisa dilihat membentuk pita bergelombang di pusatnya. Para astronom menduga kalau debu tersebut merupakan sisa-sisa galaksi spiral yang terkoyak oleh gaya gravitasi yang sangat kuat dari galaksi elips.
Fakta menarik : Untuk bisa mengumpulkan cahaya yang cukup dari galaksi, dibutuhkan 50 jam untuk menghasilkan foto di atas. Waktu yang sangat lama hanya untuk mengatakan “cheese”!
sumber : http://langitselatan.com/2012/05/19/menandai-batas-batas-galaksi/

Pasangan Unik Planet di Bintang Kepler 36


Pernah melihat Bulan Purnama terbit di ufuk Timur? Pemandangan yang indah bukan? Nah sekarang mari kita bayangkan kalau yang terbit itu bukan Bulan melainkan planet gas raksasa yang tampak di langit malam, mengangkasa di atas permukaan lava. Inilah dunia baru yang ditemukan pada sistem dua planet pada sistem Kepler 36.
Sepasang Planet di Kepler 36a
Ilustrasi planet Kepler 36c yang dilihat dari Kepler 36b. Kredit : Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics/David Aguilar.
Sepasang planet unik berhasil ditemukan oleh tim astronom dari University of Washington dan Harvard University.  Dalam sistem dengan dua planet tersebut, salah satunya merupakan versi lebih besar dari Bumi yang juga kita sebut planet Bumi Super. Si planet Bumi Super tersebut terjebak dalam “perang orbit” dengan pasangannya, planet yang jauh lebih besar seukuran Neptunus. Kedua planet ini mengorbit bintang Kepler 36a yang berada pada jarak 1200 tahun cahaya dari Bumi.
Bintang Kepler 36a yang merupakan bintang induk bagi sepasang planet tersebut berada di rasi Cygnus dan memiliki massa yang sama dengan Matahari hanya saja kerapatannya hanya 25% dari Matahari. Bintang yang berusia beberapa milyar tahun lebih tua dari matahari ini ternyata lebih panas dan memiliki kandungan unsur berat yang lebih sedikit dari Matahari. Usianya yang lebih tua dari Matahari juga menandai kalau si bintang tidak lagi membakar hidrogen di inti dan sudah memasuki masa sub-raksasa dengan radius 60% lebih besar dari Matahari.
Dua planet yang mengitari bintang Kepler 36a tersebut diberi nama Kepler 36b dan Kepler 36c. Planet Kepler 36b merupakan planet kecil laksana Bumi yang memiliki massa 4,5 kali massa Bumi.  Maksudnya planet b ini punya komposisi seperti Bumi yakni sebagai planet batuan. Tapi ukurannya sekitar 1,5 kali lebih besar dari Bumi pada jarak kurang dari 18 juta km dan bergerak mengelilingi bintang induknya tiap 14 hari.
Planet luar yang jadi pasangannya aka Kepler 36c seperti sudah dijelaskan sebelumnya merupakan planet serupa Neptunus. Artinya ia masuk jajaran planet raksasa dengan komposisi yang mungkin saja terdiri dari gas seperti Jupiter atau malah disusun oleh air. Ukurannya jauh lebih besar dari Bumi yakni 3,7 kali Bumi atau 0,37 kali Jupiter, mengorbit dari jarak 19 juta km dengan massa 8,1 kali lebih masif dari Bumi.
Kalau menilik jarak kedua planet dari bintang induknya, dapat dikatakan kalau jarak antar keduanya pun sangat dekat. Diperkirakan jarak planet 36b dan 36c tersebut hanya 1,9 juta km atau kurang dari 5 kali jarak Bumi – Bulan dan keduanya juga memecahkan rekor jarak terdekat antar planet yang pernah ditemukan yakni 20 kali lebih dekat satu sama lainnya dari planet manapun.  Dan dengan jarak yang sedemikian dekat saat papasan dekat, maka akan terjadi pasang surut gravitasi yang memampatkan dan merenggangkan kedua planet.
Metode Pengamatan
Planet Kepler 36c dalam sistem ini ditemukan oleh Kepler yang melakukan pengamatan dengan metode transit. Atau melihat keberadaan sebuah planet dari kedipan atau meredupnya cahaya bintang saat ada planet lewat di depan si bintang.
Setelah planet pertama ditemukan, pencarian pada planet kedua dilakukan dengan menerapkan algoritma yang disebut deteksi denyutan kuasi-periodik untuk menganalisa data Kepler. Algoritma tersebut kemudian diterapkan oleh Joshua Carter dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics bersama rekan-rekannya dan mulai melakukan pengecekan pada sistem planet yang ada di data Kepler. Hasilnya ia dan rekan-rekannya melihat ada sinyal di sistem Kepler 36a.
Data yang ada mengungkapkan adanya peredupan cahaya dari Kepler 36 setiap 16 hari, yang merupakan waktu yang dibutuhkan oleh planet Kepler 36c untuk mengitari bintang induknya.  Sedangkan si planet Kepler 36b mengitari bintang induknya 7 kali dalam tiap 6 kali planet 36c mengorbit si bintang. Tapi sulit untuk menemukan keberadaan planet 36b karena ukurannya yang kecil dan gaya gravitasi yang bercampur baur dengan pasangannya. Keberadaannya baru dapat dipilah ketika algoritma denyutan kuasi-periodik itu diterapkan dan sinyalnya dapat dikenali.
Karakteristik Pasangan Kepler 36 b & c
Diperkirakan planet Kepler 36b memiliki susunan yang terdiri dari 30% besi, kurang dari 1 % atmosfer hidrogen dan helium dan tidak lebih dari 15% air. Sementara si planet 36c yang lebih besar memiliki inti batuan yang dikelilingi oleh atmosfer hidrogen dan helium.  Kerapatan kedua planet berbeda sekitar 8 kali tapi perbedaan orbitnya hanya berbeda sekitar 10%. Perbedaan ini sangat kecil sehingga sulit bagi para astronom untuk menjelaskan perbedaan komposisi di antara keduanya hanya dengan menggunakan model pembentukan planet yang ada saat ini. Mengapa demikian?
Model pembentukan planet yang ada memberikan pemahaman kalau planet dalam yang berada dekat dengan bintang induk akan memiliki komposisi batuan sedangkan planet gas akan terbentuk jauh dari si bintang induk. Dengan jarak yang sedemikian dekat, bagaimana dua buah planet yang terbentuk bisa memiliki komposisi yang demikian berbeda? Ini menjadi misteri lainnya yang harus dicari jawabannya oleh para astronom.
Penampakan planet Kepler 36b dari planet Kepler 36c (kiri) dan penampakan planet Kepler 36c dari Kepler 36b (kanan). Kredit :NASA; Frank Melchior, frankacaba.com; Eric Agol
Dalam pergerakannya, kedua planet akan mengalami konjungsi setiap 97 hari. Pada saat konjungsi, planet yang ada di Kepler 36a akan tampak seperti Bulan Purnama bagi planet pasangannya.  Bagi Kepler 36b, planet 36c akan tampak 2,5 kali lebih besar dari Bulan Purnama di langit dan menghadirkan pemandangan  spektakuler  di atas permukaan dunia penuh lava.  Sedangkan bagi planet Kepler 36c, si planet 36b hanya akan tampak seperti bulan purnama biasa.
Sayangnya, kedua planet ini terlalu panas untuk bisa mendukung keberadaan kehidupan meskipun planet 36b diyakini mendukung keberadaan aliran lava di permukaannya.

Wajah Bulan Selalu Sama


Periode rotasi Bulan tidak sama denga periode rotasi Bumi. Periode rotasi Bumi adalah 24 jam (1 hari), sementara periode rotasi Bulan adalah 27.3 hari.
Wajah bulan yang dilihat oleh seluruh manusia di Bumi, baik di Indonesia maupun di belahan Bumi lainnya selalu nampak sama.
Mengapa demikian? Wajah Bulan selalu pada sisi yang sama menghadap Bumi karena periode rotasi Bulan sama dengan periode revolusinya (waktu yang dibutuhkan untuk mengitari Bumi). Kenapa kedua periode ini bisa sama, disebabkan oleh fenomena yang dinamakan tidal locking atau penguncian pasang/gravitasi.
Fenomena penguncian gravitasi ini adalah fenomena umum dalam sistem gravitasi. Banyak satelit planet-planet lain juga terkunci gravitasi dengan planet induknya.
Kenapa fenomena tidal locking terjadi adalah karena adanya torsi yang diberikan Bumi kepada Bulan, dan Bulan bereaksi dengan menyesuaikan periode rotasinya sehingga tercapai kesetimbangan yaitu saat periode rotasinya sama dengan periode revolusinya.
Mengapa Bulan Berbentuk Sabit?
Fase Bulan (sabit maupun yang lain) terjadi karena kita yang di Bumi mengamati sinar matahari jatuh ke Bulan pada sudut pandang yang berbeda-beda. Diagram berikut ini menggambarkan bagaimana posisi Bulan relatif terhadap Matahari dan Bumi menghasilkan fase Bulan sebagaimana kita lihat di Bumi.

Kematian Alam Semesta


Masa depan alam semesta yang mengembang dipercepat boleh dikatakan cukup suram. Milyaran tahun ke depan, pengembangan alam semesta akan demikian cepatnya, galaksi-galaksi terjauh akan menghilang dari pandangan kita karena cahaya mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai kita. Lama-kelamaan bahkan galaksi dekat seperti Andromeda pun tak akan bisa kita amati dan makhluk hidup generasi milyaran tahun ke depan akan merasa bahwa alam semesta hanya terdiri atas Galaksi Bima Sakti (atau apapun nama dan wujudnya nanti) saja.
Seratus trilyun tahun ke depan, diperkirakan pembentukan bintang akan berakhir dan yang ada di alam semesta hanyalah bintang-bintang bermassa sangat rendah yang memang berumur sangat panjang, katai coklat, bintang neutron, dan lubang hitam.
Pada akhirnya seluruh materi akan terhisap oleh lubang hitam dan alam semesta akan diisi hanya oleh lubang hitam supermasif. Namun lubang hitam dalam menguap dengan memancarkan radiasi Hawking.
Apabila proton dapat meluruh (apakah proton stabil atau tidak, masih dalam perdebatan), maka pada akhirnya yang tersisa di alam semesta kita ini hanyalah photon, neutrino, elektron, dan positron. Alam semesta sebagian besar sudah tidak ada isinya lagi. Ini terjadi kira-kira 1 Googol tahun ke depan (1 Googol = 10100, 1 diikuti dengan 100 nol di belakang), jadi masih luar biasa lama.
Tidak perlu terlalu khawatir mengenai masa depan suram alam semesta ini, karena kejadian ini masih akan saaaaaannnnnggggaaaaaaaaaattttttt lama setelah kita semua tidak ada lagi di dunia ini. Nikmati dan hargailah masa hidup kita.

Friday, June 22, 2012

Wow Supernova Paling Terang Di Alam Semesta


SupernovaStudi terbaru astronom mengungkap supernova baru yang pada saat ledakan bersinar hingga sepuluh kali lebih cemerlang daripada supernova pada umumnya. Ada enam rekaman supernova yang sangat cemerlang dan tidak bisa dijelaskan dengan teori ledakna bintang yang ada saat ini sehingga supernova tersebut kemungkinan harus dikelompokkan dalam jenis baru. Studi tersebut dipublikasikan dalam jurnalNature teranyar.


Ledakan supernova terjadi jika suatu bintang dengan
massa setidaknya sepuluh kali massa Matahari mencapai akhir masa kehidupannya. Ketika itu, sang bintang yang sekarat melepaskan materi radioaktif berupa gas-gas panas hingga menghasilkan ledakan cahaya terang.


Robert Quimby, peneliti perbintangan di California Institute of Technology, Pasadena, mengatakan bahwa dalam ratusan tahun fenomena supernova diamati, belum pernah ada tipe seperti ini. "Kami kira kami sudah melihat segalanya, sehingga temuan ini sangat tidak terduga," ujar Quimby yang dengan timnya melakukan pengamatan ini dengan teleskop Samuel Oschin di California's Palomar Observatory.


Ia mencatat, supernova dapat mengubah evolusi dari galaksi itu sendiri. Sebab supernova mampu meniupkan gas dari galaksi asalnya serta menambahkan muatan untuk mengisi ruang antara tata bintang di galaksi dengan elemen yang lebih berat. "Berarti generasi bintang-bintang berikutnya bisa jadi berbeda secara susunan," simpulnya.


Dalam makalah yang dipublikasikan 8 Juni 2011 itu, ada enam supernova yang mendapat pengelompokan baru. Empat di antaranya telah merupakan temuan baru dan dua lainnya telah diketahui namun membuat para ilmuwan bingung. Antara lain, supernova dengan kode SN 2005ap, yang ditemukan tahun 2007 dan tercatat sebagai supernova paling terang serta SCP 06F6, yang ditemukan tahun 2008 karena memancarkan spektrum yang lain sama sekali dengan supernova umumnya.


sumber : http://forumjualbeli.net/lounge/146210-supernova-paling-terang-se-alam-semesta.html

10 Planet Paling Unik Di Alam Semesta


Alam semesta begitu luas. Planet yang dihuni manusia, planet bumi adalah satu dari seribu, sejuta, atau bahkan satu dari triliunan planet yang tersebar di angkasa luar. Berdasarkan fakta tersebut, tentunya anda pernah atau sering beranggapan mungkin ada kehidupan lain selain di bumi. Para ilmuwan meyakini kemungkinan tersebut ada dan dari waktu ke waktu terus berusaha mencari petunjuk untuk menemukan dunia baru. 

Pada tahun 1990, para ilmuwan menemukan secercah harapan dengan menemukan sejumlah planet di luar tata surya (exoplanet). Planet-planet tersebut sangat beragam. Mulai dari planet api, planet berukuran raksasa, planet berbatu, planet yang tidak memiliki bintang, dan banyak lagi. Hingga kini, penemuan exoplanet mencapai 230 planet. Berikut adalah daftar sepuluh exoplanet

1. Sang Kuda Api
Quote from http://jumk.de/astronomie/exoplanet...Planet 51 Pegasi b adalah exoplanetpertama yang ditemukan para pemburu planet pada 1990. Planet mirip Jupiter, namun bertemperatur panas ini diberi julukanBellerphon, pahlawan mitos Yunani yang menjinakkan kuda bersayap Pegasus. Pemberian julukan tersebut berdasarkan gugus bintang Pegasus, lokasi planet itu.
2. Tetangga Terdekat Bumi
http://visions2200.com/Images/Space-EpsilonEridani.jpg
Berjarak hanya 10,5 tahun cahaya, Epsilon Eridani b adalah exoplanet terdekat dengan bumi. Planet tersebut mengorbit jauh dari bintangnya sehingga air atau kehidupan mustahil ada.
3. Planet Tanpa Bintang
http://jumk.de/astronomie/img/planemo.jpg
Terdapat sejumlah exoplanet yang memiliki bintang atau matahari lebih dari satu, bahkan hingga memiliki tiga matahari. Lain halnya dengan Planemos. Planet tersebut hanya "mengambang" begitu saja tanpa mengitari bintang apa pun.
4. Si Gesit
http://spaceflightnow.com/news/n0610/04hubbleplanets/planet.jpg
Planet SWEEPS-10 hanya berjarak 740.000 mil dari bintangnya. Saking dekatnya, planet yang disebut ultra-short-period planets (USPPs) itu hanya membutuhkan waktu kurang dari satu hari untuk mengorbit. Satu tahun di sana sama dengan sepuluh jam di bumi.
5. Dunia Api dan Es
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4e/Upsilon_Andromedae_b.jpg/300px-Upsilon_Andromedae_b.jpg
Planet ini "terkunci" pada bintangnya, sama seperti bulan yang selalu menjadi satelit bumi. Jadi, satu sisi dari planet Upsilon Andromeda b selalu menghadap ke sana. Posisi ini menciptakan temperatur paling tinggi yang sejauh ini diketahui para astronom. Satu sisi planet sangat panas bagai lahar, sedangkan sisi lainnya bertemperatur sangat dingin.
6. Cincin Raksasa
http://www1.nasa.gov/images/content/122417main_image_feature_366_ys_4.jpg
Planet yang mengorbit pada bintang Coku Tau 4 ini adalah exoplanet termuda yang berumur kurang dari satu juta tahun. Para astronom mendeteksi keberadaan planet ini dari lubang besar dari cincin planet tersebut. Lubang tersebut berukuran sepuluh kali lebih besar dari bumi.
7. Si Tua Bangka
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgssI6VrxI8EAUoablGcdHXl7ogmes-lgIJyMhyQ3ZWzaLl5XeDOo64D0DTCIODvccYAe9Jmj-OOU9OpLzKUHC9JtjAnArc32A47krdYqgaMALLFtfLkcKg2tHw9xTSoTVGuwnNxdVfmA/s1600/Early_Earth.jpg
Planet tertua yang juga disebut primeval world ini berumur kurang lebih 12,7 miliar tahun. Para ilmuwan menduga planet tersebut terbentuk delapan miliar tahun silam sebelum bumi terwujud dan hanya berselisih dua miliar tahun dari kejadian Big Bang. Penemuan ini menimbulkan wacana bahwa kehidupan mungkin terjadi lebih awal dari yang diduga selama ini.
8. Planet yang Menyusut
http://astropt.org/blog/wp-content/uploads/2007/11/hd209458.jpg
Serupa dengan SWEEPS-10, planet HD209458b mengorbit sangat dekat dengan bintangnya sehingga atmosfer planet tersebut tersapu oleh angin stellar. Sejumlah ilmuwan mengestimasi planet tersebut kehilangan sepuluh ribu ton material setiap detiknya. Pada akhirnya, mungkin hanya inti dari planet itu yang akan tersisa.
9. Si Atmosfir Tebal
http://www.sciencecentric.com/images/news/hd_189733b_ir_300_296.jpg
Planet HD 189733b adalah planet pertama yang atmosfernya "tercium" oleh para ilmuwan. Dengan menganalisis cahaya dari sistem bintang planet itu, astronom mengatakan atmosfir planet tersebut tertutup oleh semacam kabut tebal serupa dengan butiran pasir. Sayangnya, air tidak terdeteksi di planet tersebut. Namun, pemburu planet menduga ada kehidupan di balik kabut tebal itu.
10. Kembaran Bumi?
Gliese 581 C adalah exoplanet yang saat ini banyak menarik perhatian para ilmuwan di seluruh dunia. Pasalnya, planet terkecil di luar sistem tata surya ini berada di "zona aman". Artinya, planet ini terletak tidak terlalu jauh maupun terlalu dekat dengan bintangnya, sama seperti posisi bumi kita dengan matahari. Penemuan ini menaikkan probabilitas terdapat air atau bahkan kehidupan di sana. Planet ini 50 persen lebih besar dan lima kali lebih masif dari bumi.
Mungkinkah ada kehidupan lain di luar sana? Para ilmuwan mengatakan dapat lebih menguak hal tersebut pada tahun 2013, saat pengerjaan teleskop berteknologi tinggi bernama James Webb Space Telescope (JWST).

Inilah Planet Paling Panas Di Jagad Raya

Dalam usaha perburuan planet-planet di luar tata surya kita, para peneliti menemukan planet yang dianggap paling panas. Planet bernama WASP-12b itu menyala dalam suhu 2.200 derajat Celcius, dan mengorbit bintangnya lebih cepat dan lebih dekat dibanding planet lain.

Planet tersebut mengitari bintangnya dalam sehari. Sebagai perbandingan, planet di tata surya kita yang paling cepat mengorbit Matahari adalah Merkurius, yang mengorbit Matahari sekali dalam 88 hari.

Untuk mencapai waktu orbit sedemikian cepat, planet itu berada sangat dekat dengan bintangnya, dengan jarak sekitar 3,4 juta kilometer atau hanya 2 persen dari jarak Bumi ke Matahari.
"WASP-12b adalah benda langit yang menarik karena ia memiliki waktu putar terpendek sekaligus menjadi planet terpanas," kata Don Pollacco dari Queen's University di Irlandia Utara, yang merupakan salah satu peneliti proyek SuperWASP (Super Wide Angle Search for Planets).

WASP-12b adalah planet gas, sekitar 1,5 kali massa Jupiter dan ukurannya hampir dua kali lipatnya. Planet yang mengelilingi sebuah bintang sejauh 870 tahun cahaya dari Bumi ini penting terutama karena memberi gambaran sedekat apa jarak sebuah planet dengan tanpa menjadi hancur.
"Ada batasan jarak karena semakin dekat sebuah planet terhadap bintangnya, pengaruh radiasinya makin kuat dan dalam satu titik, planet tersebut akan hancur mendidih karena panas bintangnya," ujar Pollacco. "Sebelumnya, orang-orang menduga sebagai sesuatu yang mustahil sebuah planet bisa memutari bintangnya dalam sehari dan bisa sedekat itu."

Planet ini juga sedemikian panas sehingga suhunya mirip dengan suhu beberapa bintang. Walau begitu, ia bukanlah sebuah bintang karena massanya tidak cukup besar untuk menghasilkan reaksi panasnuklir yang menjadi ciri sebuah bintang



sumber : http://forum.tribunnews.com/showthread.php?115048-Planet-dengan-Suhu-Paling-Panas-di-Alam-Semesta

Benda Angkasa Paling Besar di Alam Semesta


Luar angkasa masih menjadi bahan yang selalu di teliti oleh para astronom dan mereka selalu menemukan hal hal baru yang ada di luar angkasa nah salah satunya adalah benda benda terbesar di luar angkasa yang saat ini sudah di temukan nah kamu mau tahu 8 Benda Angkasa Paling Besar di Alam Semesta simak berikut ini.
1. Bintang terbesar


VY Canis Majoris adalah bintang yang terletak di konstelasi Canis Major. Dengan ukuran antara 1800 dan 2100 solar radii, adalah bintang terbesar yang diketahui dan juga salah satu yang paling terangi. terletak sekitar 1,5 kiloparsecs (4,6 × 10 16 km) atau sekitar 4.900 tahun cahaya dari Bumi. Tidak seperti kebanyakan bintang, Vy cma adalah bintang tunggal. Ia adalah bintang yang diperkirakan memiliki periode 2.200 hari.
2.Planet terbesar
TrES-4 merupakan planet extrasolar, ditemukan pada 2006 oleh Trans-Atlantic Exoplanet Survey menggunakan metode transit. berjarak 1400-tahun cahaya (430 pc) jauh di konstelasi Hercules. ukurannya 0,919 kali lebih besar dari Jupiter tapi 1,799 kali diameternya, ia memberikan rata-rata kepadatan hanya sekitar 0,333 gram per sentimeter kubik. Hal ini membuat Tres-4b manjadi planet terbesar sekaligus dengan kepadatan terendah.
3. konstelasi terbesar
Hydra adalah konstelasi (rasi bintang) terbesar dari 88 modern konstelasi. Hydra (Naga Laut) merupakan konstelasi (rasi bintang) terbesar. Konstelasi ini menutupi area seluas 1.302,844º persegi atau mencakup 3,16% dari seluruh langit dan beranggotakan setidaknya 68 bintang yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
4. Galaksi terbesar
IC 1011 merupakan galaksi terbesar yang telah ditemukan di alam semesta! ia berada 1 miliar tahun cahaya itu (pada z = 0,0767) dalam gugusan galaksi Abell 2029. IC 1101 mempunyai ukuran keliling 6 juta tahun cahaya, sehingga 60 kali lebih besar daripada galaksi bima sakti dengan diameter 100.000 tahun cahaya.

5. Komet terbesar

Komet Centaur 2060 Chiron yang ditemukan tahun 1977 merupakan komet terbesar yang diketahui dengan diameter 182 km.2060 Chiron adalah planit di luar Solar System. Ditemukan pada tahun 1977 oleh Charles Kowal T. (precovery gambar telah ditemukan kembali sebagai sejauh 1895),ini adalah yang pertama dikenal anggota baru kelas obyek yang sekarang dikenal sebagai centaurs, dengan lintasan antara Saturnus dan Uranus.
6. Asteroid terbesar
1 Ceres dengan diameter 941 km merupakan asteroid terbesar. Selain itu, asteroid ini juga tercatat merupakan asteroid yang pertama kali ditemukan.

7. Lubang Hitam Terbesar

OJ 287 merupakan lubang hitam yang diklaim sebagai yang terbesar diketahui, dengan massa lebih dari enam kali nilai dihitung untuk objek yang sebelumnya terbesar. Objek itu berada sekitar 3,5 miliar tahun cahaya, dan merupakan lubang hitam terbesar yang pernah ada. Lubang ini berisi 18 miliar matahari
8. Nebula Terbesar
Orion Nebula (M42) adalah Nebula terbesar di langit dan dapat dilihat dengan mata telanjang. nebula ini meluas 66×60 arc menit, meliputi empat kali daerah bulan, dan memiliki diameter 30 tahun cahaya (180 triliun mil). Gas ini dibuat oleh bintang muda hanya 25.000 tahun. Warna yang banyak terllihat adalah kuning karena lampu merah keluar dari hidrogen yang tergabung bersama-sama dengan emisi hijau dari oksigen. Sabuk Orion terdiri dari tiga bintang, Mintaka (terkecil), Alnitak, dan Alnilam (terbesar dan cerdas).
sumber : http://palingseru.com/7796/8-benda-angkasa-paling-besar-di-alam-semesta

Objek Paling Redup Di Alam Semesta

Astronom menemukan obyek semesta yang paling redup berupa sebuah galaksi. Jarak galaksi tersebut adalah 13 miliar tahun cahaya dari Bumi. Galaksi yang ditemukan, selain redup, juga hanya berukuran kecil, termasuk sebagai salah satu dari 10 obyek terjauh di semesta. Umur galaksi hanya 800 juta tahun lebih muda dari Big Bang.

"Citra ini seperti gambar bayi galaksi ini, diambil saat semesta baru 5 persen dari usianya saat ini," kata James Rhoads, astronom dari Arizona State University. 

"Mempelajari galaksi ini sangat penting sebab bisa membantu kita memahami bagaimana galaksi terbentuk dan tumbuh," tambah Rhoads seperti dikutip Space, Rabu (6/6/2012).

Citra galaksi ini ditangkap dengan instrumen IMACS pada Magellan Telescopes di Carnegie Institution Las Campanas Observatory di Chile. Filter yang digunakan hanya memperbolehkan cahaya dengan rentang gelombang inframerah masuk. Galaksi redup ini disebut LAEJ095950.99+021219.1, tergolong geseran merah 7. Geseran merah menyatakan cahaya yang bergeser ke rentang merah dalam spektrum gelombang elektromagnetik. Saat ini, obyek yang punya geseran merah 7 hanya 1 persen. Astronom hendak menyelidiki lebih lanjut tentang keberadaan obyek-obyek tersebut. Studi ini dipublikasikan di jurnal Astrophysical Journal Letters, 1 Juni 2012 lalu.

Sumber : sebelah sini atau Lewat sini

Tuesday, June 19, 2012

Benarkah Supermoon, Awan Aneh, Gempa Saling Terkait?


Senin 4 Juni 2012 pukul 18.18 WIB, gempa dengan kekuatan 6,1 skala Richter mengguncang Sukabumi, Jawa Barat. Tepat di malam terjadinya gerhana bulan "supermoon" - saat satelit Bumi itu berada dalam jarak terdekatnya. 


Masyarakat lantas mengaitkan antara supermoon dan gempa. Bahwa peristiwa astronomi itu menyebabkan pergerakan lempeng Bumi yang memicu lindu. 



Yang lain bahkan mengaitkannya fenomena awan tegak lurus di Kota Padang, Sumatera Barat, Senin siang. Menganggapnya sebagai pertanda bencana, terutama gempa Bumi.
Ada lagi spekulasi yang menghubung-hubungkan lindu dahsyat 7,6 SR Padang pada Rabu sore 30 September 2009, yang sebelumnya didahului gempa Sukabumi 2 September 2009 dengan kekuatan 7,3 SR. Pertanyaan yang menyeruak, apakah berikutnya Padang yang akan digoyang lindu paska kemarin?


Ahli Paleotsunami Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto  mengatakan, hubungan antara supermoon dengan terjadinya gempa masih spekulatif.  "Belum ada pola yang bisa dijadikan patokan," kata dia kepada VIVAnews.com, Senin 4 Juni 2012 malam. 


Dia menceritakan, analisa pengaruh daya tarik bulan dan gempa bumi sudah lama diteliti para ahli. "Sejak tahun 1960-an, USGS sudah mengkajinya. Belum bisa ditemukan pola hubungan dengan hubungan pasti," tambah dia. 


Meski ada sejumlah ahli yang berusaha mengaitkannya, polanya tidak ketemu. Apalagi," banyak peristiwa gempa tidak terjadi di bulan purnama," tambah Eko. 


Demikian pula dengan awan tegak lurus yang diduga pertanda gempa, sama spekulatifnya. "Bentuk tegak lurus tergantung posisi awan, dan posisi yang melihatnya," kata dia. 


Eko juga tak sepakat dengan anggapan bahwa gempa Sukabumi akan "menular" ke Padang, seperti yang terjadi pada tahun 2009 lalu. "Letaknya jauh. Banyak juga gempa Sukabumi yang tak disusul gempa di Padang. Ini juga spekulatif," kata dia. 


Daripada sibuk main tebak-tebakan, Eko mengimbau masyarakat Indonesia untuk bersiap menghadapi bencana. Sebab, nusantara sejatinya berada di lingkaran "cincin api" atau "ring of fire" yang rawan gempa. "Lebih baik bersiap menghadapi gempa karena itu lebih sering terjadi. Kalau masyarakat pesisir, selain gempa juga harus bersiap menghadapi tsunami," kata dia. Tak ada yang bisa menebak, kapan guncangan akan terjadi. 


Salah satu cara adalah memastikan bangunan tahan menghadapi guncangan lindu. "Kami juga mendorong pemerintah untuk mengkampanyekan pembuatan ruang panik," kata dia. 


Ruang panik tak melulu harus membangun rumah baru yang kuat atau merenovasi rumah dengan biaya mahal. Panic room bisa berupa ruangan khusus atau kamar yang sengaja diperkuat. "Atau mebel seperti tepat tidur yang kuat untuk berlindung saat terjadi gempa," kata dia.


Sementara, Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin mengatakan, bulan purnama bukan penyebab tapi bisa jadi pemicu gempa. 


Versi USGS


Dugaan supermoon memicu gempa Bumi bukan hanya milik orang Indonesia, tapi pertanyan warga dunia. 


Entah berkaitan atau tidak, sejumlah gempa besar terjadi berdekatan dengan fenomena supermoon. Salah satunya gempa dan tsunami dahsyat Jepang, 11 Maret 2011 -- terjadi 8 hari sebelum supermoon 19 Maret 2011.


Tak hanya itu, tsunami Aceh 2004 yang merenggut lebih dari 200 ribu nyawa terjadi dua minggu sebelum supermoon 2005. Begitu juga dengan bencana angin siklon Tracy yang menyapu Darwin Australia di tahun 1974.


Pertanyaan sama dilayangkan berkali-kali ke Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS). Peneliti geofisika USGS, Malcom Johnston mengatakan, menuding bulan sebagai penyebab gempa bukan ide baru. 


"Gagasan mengaitkan bencana alam pada fase bulan sudah dilakukan sejak zaman Yunani. Sudah ditanyakan sejak ratusan tahun lalu," kata dia seperti dimuat situs sains Discovery. 


Sementara, ahli geologi USGS, Bill Burton mengatakan, ada banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas seismik. Juga, "ada perbedaan aktivitas tektonik selama fase bulan yang berbeda."


Meski mengakui, pasang surut laut bisa menimbulkan efek kecil pada aktivitas tektonik, namun apakah itu bisa menyebabkan gempa, apalagi dengan kekuatan dahsyat, masih jadi perdebatan. "Beberapa gempa kecil yang dangkal mungkin bisa terjadi saat purnama atau supermoon." Peningkatan tekanan air yang disebabkan oleh fase lunar dapat menyebabkan tremor yang sangat kecil." 


"Mungkin ada sedikit dorongan yang mengakibatkan lempeng tektonik menyelinap," timpal Johnston. "Namun, secara keseluruhan, efeknya bisa diabaikan. Kecuali jika mengambil kesimpulan berdasarkan sepuluh ribu data gempa bumi, Anda dapat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara gempa dan pergerakan bulan. Tapi kalau hanya berdasarkan satu gempa saja, jangan."
Sementara soal awan aneh yang diduga pertanda gempa, situs USGS menyebut, pada abad ke-4 Sebelum Masehi, Aristoteles mengajukan teori bahwa gempa disebabkan angin yang terperangkap di gua-gua di bawah tanah. 


Pergerakan angin yang mendorong atap gua diyakini menyebabkan gempa kecil, sementara gempa besar diakibatkan udara pecah di permukaan tanah. Teori ini jadi dasar bagi teori cuaca gempa, di mana diyakini cuaca akan panas dan tenang sebelum gempa terjadi. Atau lindu dipercaya akan didahului angin kencang, bola api, dan meteor. 


Teori yang lebih modern mengaitkan formasi awan tertentu sebagai pertanda gempa. Ide yang ditolak sebagian besar geolog.


Sumber : Vivanews

Ditemukan Danau Metana Raksasa Titan


Ilustrasi danau di Titan. Image credit: nationalgeographic.com
Sebuah danau metana berhasil ditemukan di Titan, bulan Saturnus. Danau tersebut terletak di tengah bukit pasir di daerah tropis Titan. Danau tersebut terletak di suatu daerah yang dikatakan oleh para ilmuwan sebagai daerah yang kering.


Titan memiliki awan, hujan, dan danau seperti di Bumi. Bedanya di Titan air berganti dengan metana. Namun, danau di Titan saat ini terlihat hanya di kutubnya saja.Sedangkan di daerah tropis mengering, diduga metana cair menghilang melalui saluran metana cair bawah tanah.

Gambar yang dikumpulkan oleh wahana antariksa Cassini yang mengorbit Saturnus sejak tahun 2004, menunjukkan adanya sebuah danau metana besar berada di daerah tropis dan luasnya sekitar 2.400 km persegi dan dalam sekitar 1 meter.

"Danau tropis di Titan memiliki ukuran yang sebanding dengan ukuran Great Salt Lake di Utah," ungkap Caitlin Griffith, seorang ilmuwan planet dari University of Arizona seperti dikutip dari space.com, Kamis (14/06/2012). "Penelitian kami juga menunjukkan bahwa ada beberapa kolam kecil dan dangkal mirip rawa di Bumi dengan tingkat kedalaman dari lutut sampai mata kaki," tambahnya.

Danau metana di daerah tropis Titan tidak stabil. "Metana di daerah tropis menguap dengan cepat dan dibawa oleh sirkulasi Titan ke daerah kutub dimana di sana muncul danau besar," ucap Griffith.

Penemuan ini benar-benar suatu hal yang tidak terduga. "Danau di daerah kutub mudah untuk dijelaskan tapi tidak dengan danau di daerah tropis," kata Griffith. 



Sumber : (Adi Saputro/ astronomi.us)

Wow Voyager 1 Telah Menerobos Batas Tata Surya


Voyagor 1 berhasil menembus dan memasuki ruang antar bintang. Image credit: NASA/JPL-Caltech
Setelah mengarungi alam semesta selama 35 tahun dengan kecepatan 35.000 mil per jam, Voyager 1 sudah berhasil menembus batas tata surya dan me
masuki ruang antar bintang. Jaraknya saat ini lebih dari 11 miliar mil dari Bumi. 

Data yang diperoleh dari Voyager 1, didapat adanya peningkatan radiasi kosmik dan itu mengindikasikan bahwa wahana tersebut meninggalkan wilayah sebaran gelembung Matahari di tata surya dan berpetualang ke alam "liar" di alam semesta.
Voyager 1. KLIK gambar untuk memperbesar. Image credit: wikipedia.org
Berikut adalah siaran pers dari JPL (Jet Propulsion Laboratory) NASA seperti yang dikutip dari universetoday.com, Senin (18/06/2012):

Hukum fisika mengatakan bahwa suatu hari nanti, Voyager akan menjadi obyek buatan manusia pertama yang memasuki ruang antar bintang, tapi kami masih belum tahu pasti kapan hal tersebut akan menjadi kenyataan, "kata Ed Stone, Ilmuwan proyek Voyager dari California Institute of Technology di Pasadena. "Data terbaru menunjukkan bahwa Voyager jelas berada di suatu daerah baru dimana hal-hal berubah lebih cepat. Hal ini sangat menarik. Kami sedang mendekati perbatasan tata surya.", tambahnya.

Data yang dibuat dalam 16 jam 38 menit, menunjukkan Voyager 1 berada pada jarak 11,1 miliar mil (17,8 miliar km) dari Voyager 1 ke antena penerima NASA’s Deep Space Network dan menunjukkan perubahan partikel yang diukur dengan dua telekop energi tinggi pada wahana berusia 35 tahun tersebut. Partikel energi ini dihasilkan saat bintang di kosmik kita mengalami supernova.

Dari Januari 2009 sampai Januari 2012, terjadi peningkatan yang signifikan sekitar 25 persen jumlah sinar kosmik galaksi yang dihadapi Voyager. Peningkatan spektrum energi terjadi sangat cepat, dimulai pada 7 Mei sinar kosmik telah meningkat 7 persen dalam seminggu, dan 9 persen dalam sebulan. Peningkatan ini merupakan salah satu dari tiga rangkaian data yang diperlukan untuk membuat perubahan yang signifikan dalam era baru ekspolasi luar angkasa. Mengukur intensitas partikel energi yang dihasilkan dalam heliosphere, gelembung partikel bermuatan yang berasal dari Matahari juga menjadi data yang sangat diperlukan.

"Saat Voyager 1 diluncurkan pada tahun 1977, banyak anggota tim yang bermimpi untuk mencapai batas ruang antar bintang. Tidak ada yang tahu berapa lama perjalanan menuju ke sana, atau jika di sana ada 2 wahana, begitu banyak waktu dan energi yang dibutuhkan untuk mencapainya." ucap Ed Stone, Ilmuwan proyek Voyager dari Caltech. 



Sumber : astronomi.us

Penampakan Mickey Mouse di Merkurius


Ilusi penampakan kawah berbentuk Mickey Mouse di planet Merkurius. Image credit: NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Carnegie Institution of Washington
Wahana antariksa MESSENGER yang telah lama mengorbit planet Merkurius menangkap citra kawah dipermukaan planet tersebut yang menyerupai tokoh kartun Mickey Mouse.

Gambar ilusi Mickey Mouse tersebut pada dasarnya terbentuk dari 3 kawah di Merkurius. Kawah terbesar (berada di tengah) memiliki diameter sekitar 105 km (65 mil). Gambar di atas diambil oleh MESSENGER pada 3 Juni 2012 lalu. 



Sumber : (Adi Saputro/ astronomi.us)

Sunday, June 3, 2012

Penelitian Meteorit Murchison

Penelitian tentang unsur-unsur penyusun atmosfer Mars dapat membantu para peneliti untuk melakukan misi pencarian tanda-tanda kehidupan di planet tersebut di masa depan. Ilmuwan mencoba untuk menemukan jawaban bagaimana lingkungan di planet tersebut bisa mengandung gas metana yang mengandung karbon yang merupakan unsur penting penyusun kehidupan.

Ilmuwan menemukan meteorit yang membombardir permukaan Mars, mengandung komponen karbon yang cukup untuk merubah metana saat terkena paparan sinar matahari.


Dikutip dari marsdaily.com, Kamis (31/05/2012), Peneliti mengatakan penemuan ini dapat memberikan petunjuk tentang atmosfer planet tersebut. Para ilmuwan berencana misi masa depan ke Mars bisa menggunakan temuan tersebut untuk menyempurnakan percobaan mereka, sehingga didapat sebuah nilai tambah dari misi tersebut.. Untuk itu peneliti membawa contoh dari meteorit Murchison yang jatuh dan ditemukan di Australia 40 tahun lalu. Tim peneliti kemudian mengambil beberapa bagian dari meteorit yang memiliki komposisi yang sama dengan meteorit Mars untuk kemudian diberikan radiasi ultraviolet yang memiliki tingkat yang sama dengan tingkat radiasi ultraviolet sinar matahari di Mars.

Tim dari University of Edinburg, Max Planck Institute, serta Utrecht University, menemukan sejumlah metana berubah secara signifikan dan bisa menjadi bagian dari metana di atmosfer Mars.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nature. 

sumber : astronomi.us